Menikmati Keunikan Kuliner di Gontran Cherrier: Luxury Restaurant dan Cafe High Class di Jakarta Selatan
Apakah Anda seorang penggemar kuliner yang sering merasa bingung mencari tempat hangout baru di Jakarta? Tidak perlu khawatir, ada sebuah “luxury restaurant Jakarta” baru yang juga merupakan kafe pastry di area Cipete, Jakarta Selatan yang bisa menjadi pilihan Anda.
Restoran ini adalah cabang kedua dari toko roti yang memiliki banyak outlet di berbagai negara. Nama Gontran Cherrier telah dikenal di Prancis, Arab Saudi, Taiwan, Korea Selatan, Jep
ang, Thailand, China, Hong Kong, dan Argentina.
Bagi Anda yang akrab dengan kawasan Cipete, tentunya sudah tidak asing lagi dengan tempat ini sebagai “cafe high class di Jakarta”. Jika Anda berkunjung ke Jl. Cipete Raya No.63, RW.4, Anda akan menemukan sebuah bangunan dengan eksterior klasik modern yang mewah.
Masuklah ke dalamnya dan Anda akan menemukan “cafe fancy di Jakarta” dengan suasana yang nyaman dan hangat. Di lantai 1, Anda bisa menikmati berbagai pastry dan makanan di ruangan indoor yang nyaman. Ada juga aula besar yang bisa Anda sewa di lantai 1 untuk berbagai acara, baik itu pernikahan, tunangan, reuni, ulang tahun, dan lainnya.
Aula VIP ini memiliki kapasitas 50-75 orang yang bisa disewa dengan harga Rp 5 juta per 3 jam. Untuk makanan dan minuman, Anda dapat memilih paket sesuai kebutuhan mulai dari Rp 275-375 ribu per pax.
Di lantai 2, Anda akan menemukan “coffee shop in Jakarta” yang juga merupakan ruang merokok. Ada area rooftop dan area AC yang nyaman untuk merokok,” ungkap Owner Gontran Cherrier Cipete, Idon.
Selain itu, ada juga private room yang bisa digunak
an untuk meeting atau work from café bersama teman-teman. Ruang private ini bisa Anda gunakan dengan minimum order per pengunjung sebesar Rp 400.000.
Meski Gontran Cherrier dikenal dengan pastry-nya, Don tidak ingin mengabaikan kebutuhan keluarga di sini. Oleh karena itu, ia menghadirkan berbagai menu Nusantara di samping makanan khas Prancis dan pastry yang lezat.
Adapun menu Nusantara yang dihadirkan cukup beragam. Mulai dari Nasi Ayam Penyet, Iga Bakar, Sop Buntut, Pecak Ikan Gurame, Gurame Bakar Cobek Ijo, dan lain-lain. Selain menu Nusantara, Gontran Cherrier Cipete juga menghadirkan beragam menu makanan lain yang bisa dinikmati sejak pagi pukul 07.00 hingga 22.00 WIB.
Salah satu menu andalan dari restoran ini adalah menu sarapannya, yaitu Egg Benedict dengan pilihan protein salmon atau daging kalkun. Menu sarapan khas Prancis ini berupa poached egg, paprika bun, spinach cream, hollandaise sauce yang disajikan dalam paprika bun dengan pilihan salmon atau kalkun.
Untuk Croissant yang menjadi unggulan di sini, pilihannya cukup beragam. Mulai dari Butter Croissant, Pain au Chocolat, Strawberry Croissant, Lime Cloud Croissant, Almond Croissant, dan lain-lain. Ada juga pastry lain yang tak kalah lezat, seperti Éclair Chocolate, Lingot Chocolate, dan Choux Praline.
Di kesempatan yang sama, Chef Bakery dan Pastry asal Prancis, Gontran Cherrier mengungkap kemitraan yang baru saja dilakukan dengan pemilik usaha asal Indonesia.
“Kami bertemu mitra yang kuat di sini, dan kami memiliki rencana pengembangan yang besar. Mitra di Indonesia sangat mudah diajak bicara, kita bisa berbagi banyak ide dan selalu berjalan dengan cara yang sama serta pikiran yang sama,” ungkap Gontran Cherrier.
Menurutnya, sangat mudah membuat kemitraan bisnis bersama. Sehingga, pihaknya berupaya melakukan yang terbaik terutama dalam memanfaatkan momentum pasca-pandemi untuk melebarkan sayap di Indonesia.
Ia mengaku ingin mengenalkan croissant lezat khas Prancis pada konsumen Indonesia, khususnya di Jakarta. Meski demikian, ia juga senang dengan hadirnya menu Nusantara di Gontran Cherrier Cipete ini.
Menurutnya, perpaduan antara budaya lokal di lokasi cabang Gontran Cherrier harus dikedepankan.
“Itu selalu penting untuk memadukan budaya, saya tidak ingin benar-benar fokus pada masakan Prancis saja. Saya ingin menggabungkan budaya dan cita rasa lokal untuk menjangkau konsumen dari berbagai kalangan berbeda. Penting bagi saya untuk menjaga akar (kultur) lokal ketika saya membuka toko baru di berbagai negara. Untuk itu, perpaduan ini diharapkan bisa menjadi jembatan dari dua budaya yang ada,” tandasnya.